Rabu, 23 April 2014

Lambang, Motto dan Haril Lahir Kabupaten Sumbawa Barat

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Lambang Daerah, Motto Daerah dan Hari Lahir Kabupaten Sumbawa Barat
Lambang Daerah

 

I       Bentuk Lambang Daerah adalah berbentuk perisai
II      Isi Lambang Daerah adalah
a.    Bintang berwarna kuning emas
b.    Padi berwarna kuning dan kapas dengan kelopak berwarna hijau dengan bunga kapas berwarna putih
c.    Bintang persegi delapan berwarna hijau tua dengan garis putih pada gerigi
d.    Lingkaran berwarna hijau muda
e.    Gelombang air berwarna putih
f.     Warna biru dalam lingkaran hijau muda
g.    Pita berwarna merah
h.    Lebah dengan warna putih dan hitam
III    Tulisan yang Terdapat dalam lambang daerah adalah
a.    Pada bagian atas Lambang Daerah dengan warna dasar merah terdapat tulisan Sumbawa Barat
b.    Pada bagian bawah di dalam pita berwarna merah terdapat tulisan Pariri Lema Bariri
IV    Arti Simbol dan Warna Lambang Daerah
a.    Perisai pada bagian atas berwarna merah dengan tulisan Sumbawa Barat serta selebihnya berwarna putih melambangkan bahwa Kabupaten Sumbawa Barat sebagai Daerah Otonom berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau melambangkan semangat nasionalisme dan patriotisme
b.    Bintang berwarna kuning emas melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa
c.    Bulir padi berwarna kuning dan kapas dengan kelopak berwarna hijau dan bunga berwarna putih melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran;
Jumlah bulir padi 20 bulir dan kapas 11 kuncup, melambangkan tanggal dan bulan kelahiran Kabupaten Sumbawa Barat
d.    Bintang persegi delapan berwarna hijau tua dengan garis putih pada gerigi melambangkan delapan penjuru mata angin dan semangat kekeluargaan, gotong royong serta berpendirian kokoh
e.    Gelombang air berwarna putih melambangkan dinamika dan atau gerak maju masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat
f.     Lingkaran berwarna hijau muda melambangkan dinamika kehidupan dalam ketenangan
g.    Warna biru dalam lingkaran hijau muda melambangkan kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia
h.    Pita berwarna merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab
i.     Lebah, selain melambangkan khas Daerah Sumbawa Barat juga melambangkan disiplin serta semangat kerja keras
j.     Warna hitam pada lingkaran luar perisai mempunyai makna keabadian dan kemantapan untuk meraih harapan
Motto Daerah
I     Motto Daerah adalah Pariri Lema Bariri
II    Makna Motto Daerah terdiri dari
a.  Makna Umum adalah reformasi (perubahan) disegala bidang pembangunan
b.  Makna khusus adalah
1.  Pariri bermakna : menghimpun, memperbaiki, membangun, merawat  secara berkesinambungan
2.  Lema bermakna : agar, supaya atau segera
3.  Bariri bermakna : baik, berguna, berfungsi, bermanfaat sekaligus  sempurna
Hari Lahir
I    Hari Lahir Kabupaten Sumbawa Barat adalah pada tanggal 20 Nopember
II  Penentuan Hari Lahir didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan:
a.  Tanggal 20 Nopember 2003 merupakan saat/waktu persetujuan oleh Presiden dan DPR terhadap pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat
b.  Momentum sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas secara bersamaan dan serentak disambut oleh masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat dengan antusias, penuh suka cita dan melakukan sujud syukur kepada Allah SWT
c.  Momentum sebagaimana dimaksud pada huruf a, bertepatan pula dengan 25 Ramadhan 1424 H, saat umat Islam menjalankan ibadah puasa.

Sumber : sumbawabaratkab.go.id

Selasa, 22 April 2014

Sejarah Kesultanan Sumbawa

Masa Kesultanan Sumbawa dimulai sejak berakhirnya Dinasti Dewa Awan Kuning yang menganut paham Animisme. Masuknya Islam ke Sumbawa telah mempercepat dan mengkatalis terbentuknya kesultanan Sumbawa yang dikenal dengan nama Dinasti Dewa Dalam Bawa. Sultan yang pertama memimpin Sumbawa adalah Dewa Mas Pamayam (Mas Cini) 1648-1666. Ada tiga “gelar induk” atau Puin Kajuluk yang digunakan sebagai nama gelar kesultanan Sumbawa : Sultan Harun Arrasyid, Sultan Jalaluddin, dan Sultan Kaharuddin.
Perjalanan masa kesultanan Sumbawa telah melahirkan pemimpin yang menegakkan keadilan dan kebenaran dengan keberanian yang ikhlas, sehingga lambang Kesultanan Sumbawa digambarkan dengan macan putih atau sering disebut “Bendera Macan”. Bendera macan putih merupakan lambang keberanian yang ikhlas dan suci, semangat ini telah terwarisi kepada seluruh masyarakat Sumbawa, sehingga menjadi masyarakat yang modern, religius dan demokratis.
Penobatan Sultan Sumbawa ini merupakan penobatan pertama yang dilakukan sejak kesultanan Sumbawa menjadi bagian NKRI. Penobatan ini menjadi sangat penting dan bermakna bagi seluruh rakyat atau Tau Tana Samawa yang memegang teguh nilai-nilai budaya Sumbawa. Penobatan Sultan Sumbawa tidak dihajatkan sebagai Negara Berdaulat, tetapi akan menjadi pengawal / penjaga pusaka Sumbawa yaitu budaya, adat rapang tau dan tana samawa yang religius ( Adat Barenti Ko Syara, Syara’ Barenti Ko Kitabullah)  yang bermakna bahwa adat istiadat dan budaya Sumbawa senantiasa berpedoman kepada agama untuk kerik salamat tau ke tana samawa (keselamatan masyarakat dan alam Sumbawa). Wilayah kesultanan adat Sumbawa adalah kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat (Kamutar Telu).
Dinasti Dewa Dalam Bawa berkuasa sejak berakhirnya pemerintahan Dinasti Awan Kuning yaitu pada tahun 1623. Sultan-sultan yang pernah memimpin adalah sbb:
No.
Nama Sultan
Masa Pemerintahan
1.
Dewa Mas Pamayam (Mas Cini) (1648-1668)
1648-1668
2.
Dewa Mas Goa (Saudara dari Dewa Mas Pamayam) 168-1675.
1668-1675
3.
Dewa Mas Bantan (1675-1701)
1675-1701
4.
Dewa Mas Madina (Muharan Harun Arrasyid I ) 1701-1725)
1701-1725
5.
Dewa Mas Muhammad Jalaluddin I (Datu Taliwang) 1725-1731
1725-1731
6.
 Dewa Mas Mapasusung Moh Kaharuddin I (1731-1759)
1731-1759
7.
 I Sugi Karaeng Bantoa (Putri Dati Seran) 1759-1761)
1759-1761
8.
Hasanuddin (Alauddin) datu jereweh (1761-1763)
1761-1763
9.
Dewa mas Muhammad jalaluddin II (Pangeran Anom Mangkuningrat) 1763-1766
1763-1766
10.
Mappacongga Mustafa (Putra dari 8) 1776-1780
1766-1780
11.
Mahmud (Harun Arrasyid) Datu Jereweh putra dari 7 (1780-1791)
1780-1791
12.
Safiatuddin Dg. Masiki (Putri dari 10) 1791-1795
1791-1795
13.
Muhammad Kaharuddin II (Putra dari 9) 175-1865
1795-1865
14.
Sultan Amrullah (Adik L. Mesir) 1837-1883
1837-1883
15.
Mas Madina Raha Dewa Jalaluddin III (karena sepuh turun tahta 1883) 1883-1931
1883-1931
16.
Muhammad Kaharuddin III (Daeng Manurung Putra dari 15) 1931-1958
1931-1958
17
Haji DMA Kaharuddin, SE.MBA
2011-Sekarang
Tanggal 5 April 1941, Muhammad Abdurrahman Daeng Raja Dewa Putra Sultan Muhammad Kaharuddin III, dinobatkan sebagai Putra Mahkota. Bertepatan dengan tanggal kelahiran beliau Sultan Muhammad Kaharuddin IV, 5 April 2011 di nobatkan sebagai Dewa Maraja Sumbawa yang ke 17 oleh Lembaga Musyakara Adat Tana Samawa.

Sumber : sumbawakab.go.id